Arti Surat Al Waqiah Ayat 35 38

tirto.id – Surah Al-Waqiah ayat 35-38 menguraikan keutamaan penghuni suraloka dan gambaran peri di dalamnya. Pembahasan terkait bilangan keindraan ini berkaitan dengan tema besar surah Al-Waqiah tentang Hari Yaumul dan usia di akhirat kemudian hari.

Surah Al-Waqi’ah seorang yakni surah ke-56 intern sa-puan mushaf Al-Quran. Surah ini mengandung 96 ayat, 370 lambang bunyi, dan 1756 alas kata. Ia tergolong surah nan diturunkan di Makkah atau surah Makkiyah.

Salah satu bahasan utama kerumahtanggaan surah Al-Waqiah yakni gambaran keadaan surga, keanggunan, dan kenikmatan yang diberikan kepada penghuninya. Ayat 35-38 menyinggung mengenai kondisi tersebut.

Empat ayat Al-Waqiah ini memvisualkan tentang bidadari nan dihadiahkan lakukan penghuni surga. Biar telah dijelaskan dengan gamblang, sebenarnya cerminan surga jauh kian indah tinimbang paparan khalayak.

Bagaimanapun kembali, gambaran Al-Quran tersebut hanya mendekatkan manusia pada kenikmatan taman firdaus, bukan paparan surga sepantasnya. Hal ini teragendakan kerumahtanggaan sabda Nabi Muhammad SAW kerumahtanggaan sabda qudsi:

“Allah SWT berfirman: ‘Aku mutakadim menyiagakan lakukan hamba-hamba-Ku yang imani sesuatu [kedewaan] nan belum pernah dilihat netra, belum pernah didengar kuping dan enggak pernah terlintas di tulang manusia cak bagi hamba-hamba-Ku yang alim’,” (H.R. Muslim).

Bacaan Surah Al-Waqiah Ayat 35-38

Berikut ini pustaka surah Al-Waqiah Ayat 35-38 dalam bahasa Arab, Latin, dan terjemahannya.

اِنَّآ اَنْشَأْنٰهُنَّ اِنْشَاۤءًۙ – ٣٥

Bacaan latinnya:
“Innaa annsyaa naahun-na innsyaa-a”

Artinya: “Kami menciptakan mereka [peri-haur itu] secara langsung”

فَجَعَلْنٰهُنَّ اَبْكَارًاۙ – ٣٦

Bacaan latinnya:
“Faja’alnaahunna abkaaroo”

Artinya: “Lalu Kami jadikan mereka nona-amoi”

عُرُبًا اَتْرَابًاۙ – ٣٧

Teks latinnya:
“‘Uruban atroobaa”

Artinya: “Yang penuh cinta [dan] seumur umurnya”

لِّاَصْحٰبِ الْيَمِيْنِۗ ࣖ – ٣٨

Bacaan latinnya:
“Li-ash-haabil yamiin”

Artinya: “Bagi golongan kanan”

Tafsir Surah Al-Waqiah Ayat 35-38

Penjelasan tafsir surah Al-Waqiah ayat 35-38 di bawah ini berdasarkan
Kitab Kata keterangan Al-Jalalain
(1997) yang ditulis oleh Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi dari mazhab Syafi’i.

Surah Al-Waqiah ayat 35-38 berkisah tentang hadiah bagi penduduk suraloka laki-junjungan, yaitu memperoleh dewi yang cantik jelita. Bidadari ini diciptakan Allah SWT tanpa dilahirkan, suci, bukan haid, dan semerbak wanginya.

Pada ayat 36, Allah SWT menjelaskan bahwa bidadari selalu dalam kondisi perawan. Kerap kali suami mereka menggaulinya, selepas itu keadaannya sekali lagi seperti belum pernah disentuh sebelumnya.

Kondisi ini menunjukkan keperawanan haur nan cangap tampil acuan, dihadiahkan bagi para warga kedewaan.

Ayat 37 menjelaskan bahwa haur diciptakan dalam arwah sebaya. Semangat eksemplar ini sebagaimana dalam riwayat Anak lelaki Abbas sekitar 33 tahun. Selain itu, kondisi psikologis haur diceritakan ibarat orang penyayang dan penuh cak acap kasih puas laki mereka.

Keladak, ayat 38 kian mengistimewakan bahwa belas kasih haur ini semata-mata diberikan kepada “golongan kanan”, yaitu orang-bani adam yang menirukan perintah Yang mahakuasa SWT dengan sungguh-sungguh dan menjauhi pemali-Nya.

Keutamaan Membaca Surah Al-Waqiah

Secara umum, orang yang membaca surah Al-Waqi’ah akan memperoleh ketenangan umur dan harta benda kehidupan. Hal ini tergambar dalam sabda Nabi Muhammad SAW:

“Siapa saja mendaras surah Al-Waqi’ah setiap lilin lebah niscaya ia bukan akan pernah miskin ataupun kekurangan selamanya,”
(H.R. Baihaqi).

Menurut rukyah cerdik pandai, hadis di atas adalah metafor tentang kekayaan dan kemiskinan vitalitas, bukan kerumahtanggaan bentuk materi.

Bagaimanapun pula, orang fertil sepatutnya ada yakni sosok yang hanya bergantung puas Allah SWT, enggak plong manusia lain alias perbendaharaan.

Keutamaan lain surah Al-Waqiah adalah laksana pengingat tentang Hari Akhir zaman. Keagungan surah Al-Waqiah ini menjadikan Rasulullah SAW sering merenung sampai-hingga perawakannya lebih tua daripada biasanya.

Kejadian ini tergambar dalam hadis nan diriwayatkan Tirmidzi bahwa Bubuk Bakar RA bertemu dengan Utusan tuhan Muhammad, kemudian ia berkomentar:
“Wahai Rasulullah, Dia tampak lebih tua dan beruban,”
ujar Abu Bakar.

Rasulullah SAW menjawab:
“Saya telah dibuat berambut oleh Surah Hud, Al-Waqi’ah, Al-Mursalat, Amma Yatasan Alun [An-Naba’], dan Izasy-Syamsyu Kuwwirat [Asy-Syam],”
(H.R. Tirmidzi).

Sebagai pengingat tentang Hari Akhir zaman dan kehidupan di akhirat, Rasulullah SAW kerap membaca Al-Waqi’ah ketika mengerjakan salat dua rakaat, misalnya salat sunah atau salat Subuh.

Hal ini tergambar intern hadis stereotip berikut:
“Kadang kala beliau SAW membaca surat Al-Waqi’ah dan yang semisalnya internal dua rakaat,”

(H.R. Ahmad)

(tirto.id –
Sosial Budaya)


Penulis: Abdul Hadi

Editor: Addi M Idhom



Source: https://tirto.id/bacaan-surat-al-waqiah-ayat-35-38-beserta-tafsir-dan-keutamaannya-glfA