Bentuk Pengamalan Pancasila Dalam Kehidupan Keluarga Yaitu

tirto.id – Presiden Sukarno menyatakan bahwa Pancasila merupakan
Weltanschauung,
pandangan hidup kerjakan masyarakat di sebuah negara merdeka. Sebagai sikap hidup, Pancasila seharusnya diterapkan intern plural elemen kemasyarakatan, sampai-sampai dalam lingkup paling kecil, yaitu kehidupan berfamili.

Dari sebelah kedudukannya, Pancasila adalah pilar ideologis negara Indonesia. Ia adalah rumusan dan pedoman arwah berbangsa dan bernegara bagi rakyat Indonesia.

Seumpama misal, sila “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” dapat dimaknai misal sikap cak bagi comar menjunjung tinggi kesamarataan bersama, lain hanya kesamarataan untuk sebagian golongan dan kepentingannya. Keadilan cak bagi nasion Indonesia.

Sikap-sikap tak egois dengan kekuatan diri sendiri lagi tercermin dari sila “Persatuan Indonesia”, misalnya. Dengan keegoisan, maka persatuan tak akan tercapai. Ketegaran harus dijunjung panjang.

Untuk mewujudkan Pancasila yang ideal sesuai cita-cita bangsa Indonesia, poin-nilainya harus diterapkan dalam lini terkecil, yaitu nasib tanggungan. Berikut ini transendental-contoh nilai Pancasila internal spirit berkeluarga.

Contoh-transendental Nilai Pancasila intern Keluarga

Sebagaimana dikutip dari
Pancasila Rumah Kita
(2018) yang ditulis Andi Suhardiyanto, nila-nilai nan terkandung intern lima sila Pancasila dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk pula dalam nasib keluarga.



Berikut ialah contoh perwujudan nilai-nilai Pancasila intern kehidupan berkeluarga:

1. Sila Pertama

Sila pertama Pancasila “Ketuhanan Yang Maha Esa” menyiratkan biji toleransi dalam spirit beragama.

Sila pertama Pancasila tak menyebutkan secara spesifik satu agama. Peristiwa tersebut menunjukkan bahwa Indonesia terdiri dari bineka agama majemuk, serta harus saling menghargai suatu sebabat lain.

Nilai ketegaran bisa diadopsi dalam kehidupan berfamili dengan tidak mengganggu anggota keluarga yang tidak, setangga, atau kawan sebaya yang perdua beribadah ataupun menjalankan aktivitas agamanya.

Sebagaiman nan disampaikan Sukarno, keseleo suatu perumus Pancasila dalam sidang BPUPKI lega 1 Juni 1945, “Silakan kita amalkan, jalankan agama, baik Islam, ataupun Kristen, dengan cara yang berkeadaban. Apakah cara yang berkeadaban itu? Ialah hormat-menghormati suatu sama lain.”

2. Sila Kedua

Sila kedua Pancasila “Kemanusiaan yang adil dan berbudaya” mementingkan pada nilai kemanusiaan yang harus dijunjung tangga. Tenggang rasa antarsesama manusia adalah salah satu contohnya.

Mewujudkan sila kedua Pancasila dapat dilakukan dengan tidak membeda-bedakan orang bukan, baik dari segi aset, kaki, ras, atau agama. Di atas semua perbedaan tersebut, kita merupakan sesama hamba allah.

N domestik kehidupan berkeluarga, kita sekali lagi tidak memperbedakan tiap anggota keluarga kita, serta menghargai satu sama lain.

3. Sila Ketiga

Sila ketiga Pancasila “Persatuan Indonesia” menyiratkan nilai persatuan yang mesti dijunjung tataran. Kerumahtanggaan usia berkeluarga, persatuan adalah perkara amat penting.

Sila ketiga ini dapat diwujudkan, misalnya dengan tidak menampilkan faedah pribadi di atas faedah bersama.

Selain itu, sila ketiga sekali lagi dapat diwujudkan dengan saling melaksanakan milik dan kewajiban antar sesama anggota anak bini.

4. Sila Keempat

Sila keempat Pancasila berbunyi “Kerakyatan nan dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/agen”. Sila ini menyiratkan sikap menghargai pendapat orang lain.

Konsep bernegara dalam pancasila dilakukan dengan cara bermusyawarah, mencari penyelesaian perkara dengan menampung pendapat orang enggak, kemudian berburu alas kata mufakat.

Begitu pula dalam berkeluarga. Persoalan-persoalan nan suka-suka n domestik keluarga mudah-mudahan diselesaikan melalui musyawarah, serta menghormati tiap pendapat yang ada.

5. Sila Kelima

Sila kelima Pancasila berbunyi, “Keseimbangan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Sila ini menyiratkan kesamarataan bagi seluruh masyarakat, bukan sebagian golongan saja.

Dalam nyawa berkeluarga, penerapan sila kelima Pancasila boleh dilakukan dengan tidak bersikap egois, serta mengutamakan kepentingan semua anggota keluarga daripada diri sendiri.

Menghargai pendapat anggota batih tidak juga termasuk dalam penerapan sila kelima ini.

(tirto.id –
Pendidikan)

Kontributor: Rizal Amril Yahya

Penulis: Rizal Amril Yahya

Penyunting: Abdul Hadi



Source: https://tirto.id/contoh-nilai-pancasila-dalam-kehidupan-keluarga-serta-penerapannya-glzt

Originally posted 2022-08-10 14:49:07.