Cara Menghilangkan Kebiasaan Menghayal Dalam Islam

N domestik kesehariannya – siuman alias tidak – seseorang kadangkala berkhayal sesuatu, baik itu berkenaan dengan masa lampau, waktu depan atau manjapada fantasi. Sepatutnya ada, berimajinasi atau mereka-reka adalah hal manusiawi, asal jangan sampai ke tahap khayalan yang jebah. Karena ini dapat membentuk seseorang tengung-tenging daratan dan jarang memperlainkan antara marcapada khayalan dan kenyataan.

Secara sosiologis, mengkhayal maupun
daydream
merupakan kondisi otak saat tidak terbabit dalam aktivitas yang melibatkan memori atau perasaan. Saat
mode default
ini aktif, otak manusia bisa menstimulasi dirinya sendiri. Hasil dari stimulus ini menciptakan menjadikan otak memikirkan hal-peristiwa nan kadang enggak cak semau hubungannya dengan stimulus bumi asing. Jadi, mengkhayal adalah adat wajar selama tak khayalan nan berlebihan.

Khayalan yang jebah atau yang lebih dempang disebut
maladaptive daydreaming
(MD) merupakan satu kelainan mental nan harus dihindari. Seseorang yang mengalami MD punya dongeng yang sangat jelas dan fantastis. Mereka boleh mengkhayalkan selama berjam-jam sampai mengabaikan kehidupan dunia nyata dan tanggung jawab sosial yang sering berakibat pada stres serta kebinasaan fungsi hamba allah.

Menurut Eli Somer, seorang psikolog klinis, MD sering digunakan oleh anak-momongan penyintas kekerasan bikin menindak (coping) traumanya. Dengan kata lain, MD camar digunakan penderitanya untuk keluar mulai sejak pikiran enggak mengenakkan di dunia nyata termasuk di dalamnya pengalaman kekerasan, trauma atau kesepian. Ia lagi menjelaskan bahwa dalam mekanisme MD terdapat perilaku kompulsif yang ditandai dengan rendahnya kadar serotonin pada dalang menyebabkan dorongan cak bagi terus timbrung ke khayalan lagi dan lagi.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka boleh diketahui bahwa MD cukup berbahaya. Oleh akibatnya, itu teradat dihindari seorang mungkin. Ada beberapa kejadian yang dapat dilakukan lakukan mengurangi kebiasaan mengkhayal yang berlebihan, diantaranya:
pergi hal yang memicu kebiasaan mengkhayal, latihan mindfulness, menekan kompulsifitas sebagai halnya berolahraga,
dan
menemukan cara mengekspresikan diri sendiri di real life (dunia nyata
).

Baca Ayat Ini Bikin Menyejukkan Khayalan Yang berlebihan

Selain menerobos tindakan-tindakan di atas, khayalan yang berlebihan sekali lagi dapat dihilangkan melalui amalan bacaan ayat Al-Qur’an. Menurut Rohaniwan al-Ghazali internal
adz-Dzahabul Ibris
,
ayat Al-Qur’an dapat digunakan cak bagi menghentikan takhayul yang berlebihan, terutama berkenaan dengan fantasi terhadap lawan diversifikasi dan khayalan terhadap beraneka ragam kenikmatan hidup.

Ayat yang boleh dibaca lakukan menghilangkan khayalan yang berlebihan – menurut Al-Ghazali adalah surat al-Isra’ [17] ayat 45 yang bebunyi:

وَاِذَا قَرَأْتَ الْقُرْاٰنَ جَعَلْنَا بَيْنَكَ وَبَيْنَ الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِالْاٰخِرَةِ حِجَابًا مَّسْتُوْرًاۙ ٤٥

“Dan apabila engkau (Muhammad) mengaji Al-Qur’an, Kami adakan suatu dinding yang bukan terbantah antara engkau dan makhluk-orang yang tak percaya kepada kehidupan akhirat.”

Amalan ini al-Ghazali riwayatkan dari Bani Qutaibah yang berkata, “seseorang didera khayalan yang berlebihan sampai ia membaca tindasan al-Isra’ [17] ayat 45.” Manusia itu kemudian menanya kepada Ibnu Qutaibah, “Tahukah engkau segala apa intensi mulai sejak dinding yang tidak terlihat antara engkau dan orang-hamba allah nan tidak beriman kepada semangat akhirat?”

Orang yang melihat peristiwa itu berkata, “tidak.” Maka hamba allah yang didera takhayul yang berlebihan itu berkata, “Dan di antara mereka ada nan mendengarkan bacaanmu (Muhammad), dan Kami sudah menjadikan lever mereka tertutup (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan telinganya tersumbat. Dan kalaupun mereka meluluk segala tera (kebenaran), mereka kukuh tidak mau berketentuan kepadanya.

Sehingga apabila mereka datang kepadamu untuk membantahmu, makhluk-
makhluk dahriah

itu berkata, “Ini (Al-Qur’an) bukan bukan hanyalah dongengan turunan-turunan terdahulu
.” (QS. Al-An’am [6] : 25).
Mereka itulah bani adam yang lever, pendengaran, dan penglihatannya telah dikunci oleh Yang mahakuasa. Mereka itulah manusia yang lalai.
(QS. An-Nahl [16]: 108).

Maka pernahkah kamu meluluk orang yang menjadikan

hawa nafsunya

misal tuhannya dan Tuhan membiarkannya sesat dengan sepengetahuan-Nya, dan Tuhan sudah menjepit pendengaran dan hatinya serta meletakkan tutup atas penglihatannya? Maka barangkali yang kreatif memberinya ilham sesudah Allah (membiarkannya sesat?) Mengapa beliau tidak mengambil pelajaran?

(QS. Al-Jasiyah [45]: 23).

Dan siapakah yang makin zalim dari puas turunan yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, terlampau dia berpaling darinya dan melupakan apa yang sudah lalu dikerjakan maka dari itu kedua tangannya? Sungguh, Kami telah menjadikan lever mereka terlayang, (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan (Kami letakkan pula) sumbatan di kuping mereka. Kendatipun beliau (Muhammad) menyeru mereka kepada wangsit, niscaya mereka tidak akan mendapat wangsit lakukan selama-lamanya. (QS. Al-Kahf [18]: 30).

Inilah yang dimaksud dari tembusan al-Isra’ [17] ayat 45  akan halnya dinding tidak terbatas nan diciptakan Allah swt antara utusan tuhan Muhammad saw dan orang-orang yang tidak beriman dengan akhirat. Silam berpalinglah orang yang merasukinya itu. Berpangkal riwayat tersebut, al-Ghazali menyimpulkan bahwa ayat di atas dapat digunakan untuk membentengi seseorang dari takhayul yang berlebihan tentang berbagai rupa keadaan.

Bersendikan pemaparan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa berimjinasi yakni hal nan wajar selama tidak berlebihan. Karena khayalan nan jebah boleh mengakibatkan dampak negatif. Jikalau sudah terlanjut demikian, seseorang bisa meredakan khayalan nan plus melalui dua cara, yakni tindakan yang dapat mengatasinya seperti
mindfulness
dan membaca pertinggal al-Isra’ [17] ayat 45  dengan harapan Allah swt akan membentenginya bermula hal tersebut.
Wallahu a’lam.

Muhammad Rafi

Penyuluh Agama Islam Kemenag kotabaru, dapat disapa di ig @rafim_13

Source: https://tafsiralquran.id/bacaan-al-quran-untuk-menghilangkan-khayalan-yang-berlebihan/