Doa Nabi Yunus Saat Dalam Perut Ikan

Rasul Yunus adalah sendiri Rasul yang indah yang diutus maka itu Allah SWT kepada kaumnya. Beliau menasihati mereka dan membimbing mereka ke jalan kesahihan dan kebaikan; beliau mengingatkan mereka akan ketakjuban hari kiamat dan menakut-nakuti mereka dengan neraka dan mengiming-imingi mereka dengan surga; sira mewajibkan mereka dengan kebaikan dan mengajak mereka hanya menyembah kepada Allah SWT. Berikut doa Nabi Yunus nan diabadikan dalam Al Quran Surah Al Anbiya ayat 87.

Takbir Nabi Yunus Dalam Peranakan Ikan Nun

لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنتَ ، سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

Laa ilaaha illa anta. Subhaanaka, innii kuntu minaz zhaalimiin

“Tiada Halikuljabbar melainkan Engkau (ya Yang mahakuasa)! Maha Suci Engkau (daripada mengamalkan siksa, tolongkanlah daku)! Sepatutnya ada aku yaitu dari turunan-orang yang menganiaya diri sendiri”.(QS Al-Anbiya’ : 87).

Penjelasan Doa Nabi Yunus

Nabi Yunus senantiasa membenari kaumnya semata-mata tidak suka-suka seorang pun yang percaya di antara mereka. Datanglah satu masa kepada Rasul Yunus di mana kamu merasakan ke kutung asaan dari kaumnya. Hatinya dipenuhi dengan perhatian marah pada mereka namun mereka tidak beriman. Kemudian beliau keluar kerumahtanggaan keadaan marah dan menetapkan bikin pergi mereka. Allah SWT mengobrolkan hal itu n domestik firman-Nya:

Tahlil Nabi Yunus kerumahtanggaan Alquran Surah Al Anbiya ayat 87

“Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, sangat kamu menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempit nya (menyulitkan nya) maka engkau menyeru kerumahtanggaan keadaan yang lalu gelap: ‘Bahwa enggak terserah Tuhan (nan berwenang disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sebenarnya aku terjadwal orang-anak adam yang lalim.'” (QS. al-Anbiya’: 87).

Enggak terserah sendiri pun yang mengarifi gejolak perhatian intern diri Nabi Yunus selain Allah SWT. Nabi Yunus terbantah terketuk dan murka puas kaumnya. N domestik peristiwa demikian, sira meninggalkan kaumnya. Beliau pergi ke pantai dan menaiki perahu nan dapat memindahkannya ke tempat yang tidak. Yang mahakuasa SWT belum membedakan keputusan-Nya untuk meninggalkan kaumnya atau bersikap terbang semangat berpunca kaumnya. Yunus menduga bahwa Almalik SWT tidak mungkin mengedrop aniaya kepadanya karena kamu memencilkan kaumnya. Saat itu Nabi Yunus seakan-akan lupa bahwa seorang nabi diperintah hanya untuk berdakwah di perkembangan Halikuljabbar SWT. Namun keberhasilan ataupun tidak keberhasilan dakwah tak menjadi barang bawaan jawabnya. Makara, tugasnya semata-mata berdakwah di jalan Allah SWT dan menyerahkan sepenuhnya kebobrokan kesuksesan atau ketidakberhasilannya terhadap Allah SWT semata.

Terletak perahu nan berlabuh di pelabuhan kerdil. Saat itu matahari tampak akan tenggelam. Ombak memukul tepi pantai dan memecahkan batu-batuan. Nabi Yunus melihat ikan boncel sedang berusaha kerjakan melawan ombak namun anda tidak mengetahui apa yang dilakukan. Tiba-berangkat datanglah ombak raksasa yang menggampar ikan itu dan menyebabkan ikan itu berlawan dengan provokasi. Melihat kejadian ini, Nabi Yunus merasakan kesedihan. Nabi Yunus berujar dalam dirinya: “Jika lauk itu bersama lauk yang besar mana tahu ia akan selamat. Kemudian Rasul Yunus menyadari pun keadaannya dan bagaimana ia menyingkir kaumnya. Balasannya, kemarahan dan kepahitan beliau bertambah.

Utusan tuhan Yunus pula panjat bahtera kerumahtanggaan keadaan guncang jiwanya. Beliau lain mencerna bahwa engkau lari dari kodrat Allah SWT menuju qada dan qadar Allah SWT nan enggak; ia tidak membawa makanan dan sekali lagi dompet yang berisi bawaan atau perbekalan, dan tidak cak semau sendiri pun bersumber teman-temannya yang menemaninya; beliau sopan-benar sendirian; beliau melangkahkan kakinya di atas meres perahu.

Si juragan kapal perahu bertanya kepadanya: “Segala apa yang ia inginkan?” Mendengar soal itu, Rasul Yunus lagi bangkit: “Saya ingin untuk bepergian dengan sampan-perahu kalian. Apakah kita berlayar dalam waktu yang lama?” Nabi Yunus menampakkan suara yang penuh repetan, rasa takut, dan kegelisahan. Nakhoda itu berucap sambil mengangkat kepalanya: “Kita akan berlayar biarpun air tampak sedang pasang.” Utusan tuhan Yunus bersabda dengan mencoba sabar dan menyembunyikan kegelisahan nya: “Tidakkah engkau mengusung semoga jangan sebatas pasang itu terjadi wahai tuanku?” Si nakhoda berkata: “Laut kita biasanya terkena pasang, maka kamu akan segera mereda ketika melihat seorang musafir yang mulia.” Yunus menyoal: “Aku akan pergi bersama kalian dan berapa ongkos perjalanan?” Si nakhoda menjawab: “Kami tidak menerima ongkos selain emas.” Yunus mengomong: “Lain jadi masalah.”

Mualim itu menuding Nabi Yunus. Engkau adalah sendiri yang berpengalaman di mana ia sayang mondar-mandir bermula satu pangkalan ke pelabuhan yang lain. Seringnya sira mengunjungi suatu tempat ke gelanggang yang lain menjadikannya seorang lelaki yang berlimpah merenda manah manusia. Nakhoda itu merasakan dan mengetahui bahwa Utusan tuhan Yunus lari pecah sesuatu. Nakhoda itu mengumpamakan bahwa Nabi Yunus melakukan suatu kesalahan semata-mata sira tidak berani lakukan membuka kesalahan kepada pelakunya kecuali jika pelakunya seorang yang bangkrut. Beliau mempersunting kepada Rasul Yunus buat membayar ongkos sebanyak tiga kali lipat dari nan sah dibayar pedagang. Nabi Yunus momen itu merasakan kekerdilan n domestik dadanya dan diliputi dengan kemarahan yang persisten dan keinginan kuat bakal meninggalkan negerinya sehingga anda pun memberikan apa yang diminta makanya si nakhoda.

Pemimpin kapal itu memperhatikan lembaran-lempengan emas yang ada di tangannya dan ia mengerkah sebagiannya dengan giginya. Kali ia akan menemukan racikan emas nan palsu namun ia bukan menemukannya. Rasul Yunus saja berdiri menyaksikan semua itu sementara dadanya tampak terombang-ambing: terkadang panjat dan kadang-kadang turun laksana ayunan. Nabi Yunus berkata: “Tuanku tentukan bagiku kamar ku. Aku tertumbuk pandangan letih dan kepingin istirahat selintas.” Si nahkoda berkata: “Memang itu tertentang di raut wajahmu. Itu kamarmu,” sambil kamu menunjuk dengan tangannya. Kemudian Nabi Yunus membaringkan diri di atas kasur dan kamu berusaha lakukan tidur cuma usahanya itu sia-sia. Adalah rajah ikan kecil yang hancur berbenturan dengan batu menyebabkan beliau tidak boleh tidur dengan sunyi. Nabi Yunus merasakan bahwa atap kamar akan jatuh menimpa dirinya. Akibatnya, Nabi Yunus tidur di atas kasurnya di mana kedua bola matanya bersirkulasi-bengot di atas atap kamar tetapi pandangan-pandangannya nan gelisah itu bukan menemukan medan proteksi. Medan tinggalnya di kamar itu dan atapnya dan sisi-sisinya tampak semuanya akan jatuh. Nabi Yunus juga mulai menambat dan merenjeng lidah: “Demikian pun hatiku yang terjemur privat jiwaku.”

Demikianlah, terjadi suatu pergulatan penderitaan yang hebat dalam diri Nabi Yunus saat ia terbaring di atas ranjang nya. Penderitaan yang gigih cukup memberatkan nya sehingga anda pun bangkit kembali dari tempat tidurnya tanpa sebab yang dapat dipahami. Dan tibalah waktu pasang. Arombai membanting rayon-talinya. Kemudian biduk itu berjalan sejauh siang dan engkau memecah airnya dengan tenang, dan angin pun bertiup padanya dengan silam lembut dan baik. Lampau kegelapan menyelimuti perahu itu dan tiba-tiba besar pun berubah. Bertiuplah angin yang cukup kencang yang terlampau mengerikan nan nyaris menghancurkan bahtera dan bergolak lah ombak yang cukup dahsyat ibarat orang yang kehilangan akalnya. Ombak itu meninggi bagaikan gunung dan melandai bak lembah.

Mulailah gelombang ombak menyapu bidang perahu sehingga para awak perahu itu kembali mulai terkena air. Dan di pinggul perahu itu terdapat iwak paus nan besar yang mulai mengaram. Ia kuak mulutnya. Kemudian terletak perintah kepada ikan paus itu untuk bergerak membidik parasan laut. Ikan paus itu menaati perintah berusul Sang pencipta SWT dan ia segera mengarah latar laut. Engkau mulai mengikuti perahu itu sebagaimana perintah yang diterimanya. Angin yang gigih tetap bertiup kemudian pemimpin perahu mengisyaratkan dengan tangannya sebaiknya bagasi sumbuk dikurangi. Dan angin semakin bertiup kencang. Sementara itu, Rasul Yunus merasakan ketakutan. Dalam tidurnya beliau melihat segala sesuatu berguncang di kamarnya. Beliau berusaha berdiri tegak, tetapi bukan mampu. Kemudian kepala perahu berteriak dan bersuara: “Sungguh angin kencang bertiup tidak seperti kebanyakan. Bersama kita seseorang adam yang salah sehingga karenanya angin ini bertiup dengan kencang. Kita akan melakukan undian pada semua awak. Barangsiapa yang namanya keluar kami akan membuangnya ke segara.”

Nabi Yunus mencerna bahwa ini adalah tradisi dari tali peranti-tali peranti yang sah dilakukan maka itu jasmani perahu jika mereka menghadapi angin nan berkanjang. Sahaja saat itu sira tertekan harus mengikuti nya. Putaran penderitaan Nabi Yunus akan dimulai. Ia merupakan seorang Nabi nan mulia belaka harus takluk lega syariat ala berhala yang menganggap bahwa lautan mempunyai tuhan. Dengan pembantu itu, mereka meyakini bahwa bertiup nya angin yang kencang akibat murka dari tuhan. Oleh karena itu, harus diadakan upaya kerjakan merundingkan dan memuaskan tuhan-tuhan yang mereka yakini itu. Nabi Yunus lagi tertekan mengimak undian itu. Logo beliau dimasukkan bersama dengan tera penumpang lainnya, dan di lakukanlah undian. Nan keluar malar-malar namanya. Lalu diadakan lot yang kedua, dan kelihatannya ini pun yang keluar keunggulan Nabi Yunus. Balasannya, diadakan undian yang ketiga. Lagi-pun nan keluar nama Utusan tuhan Yunus. Kemudian ditetapkan bahwa Rasul Yunus harus dibuang ke lautan. Saat itu para awak penumpang mencerca Nabi Yunus. Nabi Yunus mengetahui bahwa dia berbuat kesalahan momen menjauhi kaumnya dalam keadaan berang. Nabi Yunus menyengaja bahwa Almalik SWT enggak akan menurunkan ikab padanya. Namun ia dianggap pelecok karena meninggalkan kaumnya tanpa izin-Nya. Allah SWT memberikan pelajaran kepadanya.

Rasul Yunus berdiri di samping lambu dan mengawasi lautan nan dipenuhi dengan ombak yang mengerikan. Bumi detik itu gelap dan di sana tidak ada sorot bulan. Bintang-bintang bersembunyi di balik ketaksaan. Warna air terpandang haram dan hawa anyep menembus tulang. Alhasil, air menghampari segala sesuatu. Kemudian nakhoda perahu berteriak: “Lompat lah duhai petualang yang misterius.” Tiupan kilangangin kincir semakin kencang. Nabi Yunus berusaha menjaga keadilan nya, dan beliau menampakkan keberaniannya saat ingin ambau ke lautan. Nabi Yunus pula terjun dan congah di bidang samudra laksana pernis yang mengambang. Ikan paus berada di depannya. Iwak itu mulai tersenyum karena Allah SWT mutakadim mengirim padanya kas dapur malam. Kemudian ikan itu menangkap Nabi Yunus di tengah-perdua ombak. Kemudian ikan itu sekali lagi ke dasar lautan. Iwak itu pun n domestik keadaan puas setelah menepati perutnya.

Rasul Yunus sangat terkejut ketika pergok dirinya dalam perut ikan. Lauk itu membawanya ke dasar samudra dan ki akbar membawanya ke kegelapan malam. Tiga kegelapan: kegelapan di kerumahtanggaan peranakan lauk, kegelapan di asal lautan, dan kegelapan malam. Nabi Yunus merasakan bahwa dirinya telah mati. Beliau mengepas menggerakkan panca indera nya dan anggota tubuhnya masih mengalir. Kalau semacam itu, beliau masih hidup. Beliau terkurung intern tiga kegelapan.

Yunus menginjak menangis dan bertasbih kepada Allah. Sira berangkat melakukan perjalanan berkiblat Allah ketika sira terpenjara di dalam tiga ketaksaan. Hatinya tiba bergerak untuk bertasbih kepada Allah, dan lisannya pun mulai mengikutinya. Beliau mengatakan: “Tiada Tuhan selain Kamu ya Allah. Wahai Yang Maha Ikhlas. Sememangnya aku termasuk orang yang menganiaya diri sendiri.” (QS. Hud: 87)

Detik terpenjara di peranakan lauk, dia tetap bertasbih kepada Allah SWT. Ikan itu sendiri tampak kelelahan ketika harus berenang cukup jauh. Kemudian lauk itu tertidur di pangkal raksasa. Tentatif itu, Utusan tuhan Yunus masih bertasbih kepada Allah SWT. Beliau tidak henti-hentinya bertasbih dan bukan henti-hentinya menangis. Beliau tidak makan, lain minum, dan tak bergerak. Dia berpuasa dan berbuka dengan tasbih. Iwak-ikan yang enggak dan tumbuh-tumbuhan dan semua individu yang kehidupan di dasar lautan mendengar rosario Utusan tuhan Yunus. Tasbih itu berasal berpokok perut iwak paderi ini. Kemudian semua sosok-makhluk itu berkumpul di sekitar ikan paus itu dan mereka kembali ikut bertasbih kepada Tuhan SWT. Setiap berpangkal mereka bertasbih dengan caranya dan bahasanya sendiri.

Ikan uskup nan memakan Utusan tuhan Yunus itu tercegak dan mendengar suara-suara miring tasbih begitu riuh dan deru. Ia menyaksikan di dasar lautan terjadi suatu perayaan segara yang dihadiri oleh ikan-ikan dan dabat-hewan lainya, bahkan gangguan-batuan dan pasir semuanya bertasbih kepada Allah SWT dan engkau pun bukan ketinggalan ikut serta bersama mereka bertasbih kepada Yang mahakuasa SWT. Dan engkau mulai menyadari bahwa kamu sedang menelan sendiri Nabi. Ikan uskup itu merasakan kehebatan tetapi engkau berujar n domestik dirinya mengapa aku takut? Bukankah Yang mahakuasa SWT yang memerintahkan aku cak bagi memakannya. Nabi Yunus tetap dulu di makanan iwak selama beberapa waktu yang kita tidak mengetahui batasannya. Sepanjang itu juga beliau selalu memenuhi hatinya dengan bertasbih kepada Allah SWT dan pelahap menampakkan penyesalan dan menangis: “Tiada Almalik selain Engkau ya Allah Yang Maha Suci. Sememangnya aku termaktub orang yang menganiaya diri sendiri.” Allah SWT meluluk ketulusan taubat Nabi Yunus. Allah SWT mendengar tasbihnya di dalam peranakan lauk. Kemudian Tuhan SWT menurunkan perintah kepada iwak itu moga mengasingkan Yunus ke bidang laut dan membuangnya di suatu pulau nan ditentukan maka itu Sang pencipta SWT.

Lauk itu pun menaati perintah Ilahi. Tubuh Utusan tuhan Yunus merasakan kepanasan di kas dapur ikan. Beliau tampak gempa bumi, lalu surya menyinar dan mengaras badannya yang kepanasan itu. Dia berteriak karena tidak kuatnya menghalangi rasa linu sahaja dia berada menahan diri dan pun bertasbih. Kemudian Yang mahakuasa SWT menumbuhkan pohon Yaqthin, yaitu pohon yang daun-daun nya lebar yang boleh mencagar dari kilap matahari. Dan Yang mahakuasa SWT menyembuhkannya dan mengampuninya. Allah SWT memberitahunya bahwa kalau bukan karena tasbih yang diucapkannya niscaya ia akan tetap tinggal di nafkah ikan sampai hari yaumul.

Allah SWT bersabda:

“Sesungguhnya Yunus serius salah seorang rasul. (Ingatlah) momen ia lari ke kapal nan mumbung muatan, kemudian ia timbrung berundi lalu dia termasuk orang-orang nan kalah dalam lotre. Maka ia ditelan oleh ihan samudra dalam keadaan ternoda. Maka jika kalau beliau tidak tertulis cucu adam-basyar yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan konsisten sangat di tembolok ikan itu sampai hari berbangkit. Kemudian Kami lemparkan kamu ke distrik yang sangar, madya anda dalam situasi sakit. Dan kami tumbuh ketel untuk dia pinang sebatang pohon dari spesies labu. Dan Kami utus dia kepada seratus basyar atau bertambah. Lalu mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka setakat periode yang tertentu.” (QS. ash-Shaffat: 139-148)

“Dan (ingatlah  kisahan) Dzunnun (Yunus), ketika ia meninggalkan dalam keadaan marah, lalu mereka menyangka bahwa Kami bukan akan mempersempit nya (menyulitkan nya), maka kamu menyeru kerumahtanggaan keadaan yang sangat gelap: ‘Bahwa tidak cak semau Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Anda, sebenarnya aku yaitu orang-manusia yang lalim.’ Maka Kami sudah lalu memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari keprihatinan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.” (QS. al-Anbiya’: 87-88)

Kita sekarang ingin menggosipkan ki aib yang menurut jamhur disebut sebagai dosa Nabi Yunus. Apakah Nabi Yunus berbuat suatu dosa privat pengertian yang hakiki, dan apakah para rasul memang berdosa? Jawabannya yakni: Para nabi adalah orang-orang yang maksum tetapi kemaksuman ini lain berfaedah bahwa mereka tidak melakukan sesuatu yang menurut Halikuljabbar SWT itu pantas mendapatkan kritik (hukuman). Jadi masalahnya agak relatif. Menurut hamba allah-makhluk yang intim dengan Allah SWT: Fungsi cucu adam-orang yang baik dianggap keburukan untuk al-Muqarrabin (basyar-orang yang sanding dengan Allah SWT). Ini memang benar. Sekarang, mari kita amati kasus Nabi Yunus. Beliau menghindari desanya yang banyak dipenuhi maka dari itu turunan-manusia yang menentang. Seandainya ini dilakukan maka dari itu basyar protokoler atau maka dari itu orang yang imani selain Nabi Yunus maka kejadian itu merupakan suatu keefektifan dan karenanya ia diberi pahala. Sebab, kamu berusaha memakamkan agamanya berusul suku bangsa nan durhaka. Sahaja Utusan tuhan Yunus adalah seorang Nabi yang diutus oleh Sang pencipta SWT kepada mereka. Seharusnya ia memunculkan dakwah di urut-urutan Allah SWT dan ia lain peduli dengan hasil dakwahnya. Tugas kamu saja sekadar mengutarakan agama. Keluarnya beliau dari desa itu— dalam ki perspektif para nabi—ialah kejadian yang mengharuskan datangnya les dari Almalik SWT dan hukuman-Nya padanya.

Sang pencipta SWT memberikan suatu tuntunan kepada Yunus internal situasi dakwah di kronologi-Nya. Halikuljabbar SWT mengutusnya tetapi bikin berdakwah. Inilah batasan dakwahnya dan anda bukan teradat peduli dengan kaumnya nan tak mengikutinya dan karena itu sira lain harus menjadi trenyuh dan marah. Nabi Luth tetap suntuk di kaumnya walaupun selama bertahun-tahun berdakwah sira tidak mendapati sendiri pun beriman. Biarpun demikan, Nabi Luth tidak meninggalkan mereka. Kamu tidak lari berusul keluarganya dan dari desanya. Engkau tunak berdakwah di jalan Allah SWT sehingga datang perintah Allah SWT melangkahi para malaikat-Nya yang mengizinkan ia untuk pergi. Momen itulah kamu pergi. Seandainya sira pergi sebelumnya niscaya beliau akan mendapatkan siksaan seperti nan diterima oleh Utusan tuhan Yunus. Makara, Nabi Yunus keluar tanpa izin. Dulu perhatikan apa nan terjadi puas kaumnya. Mereka telah percaya setelah keluamya Nabi Yunus. Allah SWT bertutur:

“Dan cak kenapa tidak ada warga satu kota yang beriman, adv amat imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Tatkala mereka (kabilah Yunus itu) beriman, Kami matikan dari mereka azab yang menghinakan n domestik arwah dunia, dan Kami beri kesukaan kepada mereka sampai masa yang tertentu.” (QS. Yunus: 98)

Demikianlah, desa Nabi Yunus berketentuan. Seandainya ia taat tinggal bersama mereka niscaya engkau akan mengetahuinya dan hatinya menjadi tenang serta kemarahannya akan menjadi hilang. Gelagatnya engkau tergesa-gesa dan tentu sikap terburu-buru ini berangkat berpokok keinginannya mudahmudahan manusia berkeyakinan. Usaha Rasul Yunus kerjakan menjauhi mereka yaitu ibarat ungkapan kecemburuan nya kepada mereka atas ke bukan imanan mereka. Maka Allah SWT menghukumnya dan mengajarinya bahwa tugas sendiri nabi sekadar menyampaikan agama. Seorang nabi tidak dibebani urusan keimanan sosok; seorang utusan tuhan tidak bertanggung jawab atas pelanggaran khalayak; dan koteng nabi bukan dapat menerimakan hidayah (petunjuk) kepada mereka.

Sumber Kisah Nabi Yunus: http://quran.al-shia.org/id/qesseh-quran/17.htm

7 Anak kunci Kekaguman Doa Mustajab


Doa Nabi Yunus Saat Dalam Perut Ikan Paus

Janganlah Anda menganggap sepele arti sebuah tahmid. Sebab, doa memiliki potensi lautan buat menafsirkan segalanya lakukan diri Anda. Mengubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin, menidakkan yang buruk menjadi baik, dan
menyelamatkan diri, batih, bangsa, serta negara bermula bencana atau keterpurukkan.

Berdoa kepada Almalik, berarti mempersunting sesuatu kepada Yang Memiliki Segalanya. Bila Sira berkenan mengabulkan tahlil itu, segalanya akan menjadi mudah sebagaimana kita membalikkan punggung tangan. Sebab, Allah berkuasa
mengabulkan doa seseorang yang menunangi kapan dan di mana belaka. Oleh karena itu, percayalah bahwa doa pasti memberikan manfaat. Enggak akan perpautan merugi bagi anak adam yang mau berdoa.

Kian hebatnya, puji-pujian boleh menyangkal sesuatu menjadi luar halal dahsyat dan ajaib. Apa rahasianya? Rahasianya tentu boleh kita mengerti bila memahami apa keutamaan berpangkal sebuah tahlil. Dalam heterogen embaran Al Quran dan Hadist dapat diketahui, bahwa doa memiliki keutamaan-keutamaan yang silam istimewa di antaranya:

Purwa, puji-pujian adalah ibadah karena Allah SWT memerintahkannya. Sesuatu yang diperintahkan oleh Allah bikin siapa yang melaksanakannya adalah ibadah.

Kedua, ratib itu saripati nya ibadah. Jadi, apabila ibadah tanpa diiringi takbir, ekuivalen saja seperti biji kemaluan tanpa isi. Shalat itu tiang agama Islam. Silam, hayat dari shalat merupakan doa.

Ketiga, tidak ada yang lebih luhur di sisi Allah selain takbir. Sebab, di dalam doa terletak hakikat penghambaan manusia kepada Yang mahakuasa nan menciptakannya. Se jahat-jahatnya manusia, plong kondisi terjepit, karuan yang diharapkan adalah pertolongan Tuhan, “Ya Tuhan, tolonglah aku ya Allah.” dan Allah senang bila cak semau hamba-Nya memanggil-manggil meminang pertolongan.

Keempat, tidak ada nan bisa mendorong bilangan buruk selain dengan ratib kepada Almalik SWT. Sebab, jika kita berdoa dengan sungguh-sungguh, Allah berkenan menghapus daftar takdir menurut karsa-Nya. Inilah hikmah mendalam berbunga dahsyatnya takbir. Bukan cak semau yang dapat menghalau kehendak Almalik selain beribadat meminta izin-Nya.

Kelima, takbir itu membawa manfaat bagi yang memohonkannya. Ini harus diyakini oleh setiap orang beriman karena tertera aqidah sam’iyah (asisten yang pada dasarnya belaka sebuah kemungkinan, boleh percaya boleh bukan. Akan tetapi, ia menjadi sesuatu nan perlu dipercaya lantaran diberitakan oleh Allah dan Nabi-Nya).

Keenam, Allah sendiri banyak mengajarkan doa-doa di dalam Al-Alquran, begitu pula dengan Rasulullah SAW, anda pula banyak mengajarkan doa untuk siang dan malam hari seyogiannya dapat diamalkan oleh umatnya. Sebab, puji-pujian itu memang
sudah cak semau sejak Nabi Adam diciptakan, dan pengabulan doa maka itu Yang mahakuasa sudah ada sejak itu.

Ketujuh, semenjak enam keistimewaan tersebut, tidak keseleo bila doa menjadi senjata berisi bagi manusia beriman. Doa yakni manfaat batin, pembuka pintu ki gua garba, urut-urutan merentang keberkahan, dan kemenangan dunia-akhirat.

Banyak sudah sentral dan kegentaran doa dijelaskan kerumahtanggaan nash-nash (dalil) Al Quran dan hadits dalam berbagai kisahan dan peristiwa masa lampau, begitu juga kehebatan dan kedahsyatan doanya para nabi, orang-orang shaleh, doa sosok tua cak bagi anaknya, doa dari anak adam-orang yang teraniaya, dan lain sebagainya.

Ketujuh macam gerendel zikir di atas lah yang memunculkan kedahsyatan doa-tahlil mereka. Doa-ratib mereka itu langsung menembus langit, apalagi sampai mengguncang Arasy (wadah yang paling tingkatan yang disebut umbul-umbul jabarut, yaitu sebuah palagan dimana para malaikat bernas di sekelilingnya, baik secara lahiriah atau batiniyah), sehingga dengan seketika Allah SWT mengabulkannya. Sumber: Buku Dahsyatnya Tahlil Para Nabi.

Source: https://ya-rasulullah.blogspot.com/2016/01/doa-nabi-yunus-dalam-perut-ikan-paus.html